Syair Jaman Rasulullah

Musik nasyid Indonesia paling populer di tahun 80'an, yang kala itu menyuarakan lagu-lagu islami dengan banyak tema tentang agama islam. Kala itu, masyarakat baru mengenal bahwa musik islami muncul ditahun itu saja. Padahal, sejarah mencatat ternyata musik islami, yaitu nada-nada islami telah ada sejak jaman Nabi Muhammad Sholallahu 'Alaihi Wassalam. Mau tau syair lagunya ? 
 

Nada Islami yang Menyiratkan Kerinduan Terhadap Rasulullah

 


Kamu mungkin pernah mendengar senandung Thola’al Badru ‘Alaina (telah muncul rembulan di tengah kami). Senandung itu kali pertama digemakan penduduk Madinah yang terdiri atas kaum muhajirin dan anshar ketika menyambut kedatangan Nabi Muhammad saw. dari Mekkah. Perjalanan beratus-ratus kilometer jauhnya tersebut dikenal sebagai hijrah.
Berikut ini dua bait pertama nada islami tersebut.
Thola ‘al badru ‘alayna
Min tsaniyyatil wada’i
Wajabasy syukru ‘alayna
Ma da’a lillahi da’i
Ayyuhal mab’u tsu fiina
Ji’ta bil amril mutho’
Anta ghow tsuna jami’an
Ya mujammalath thiba’i
Ungkapan hati yang penuh kerinduan mendalam itu digemakan dengan penuh sukacita. Nada islami begitu kental di dalamnya dan menyiratkan kerinduan yang besar kepada Nabi, kekasih Allah Maha Pencipta. Nabi menghabiskan waktu berhari-hari perjalanan dengan taruhan nyawa demi menunaikan sebuah perintah suci dari Allah Swt.

Penyambutan itu diwarnai oleh nyanyian kerinduan. Masyarakat Madinah mengandaikan Muhammad saw. sebagai sesosok rembulan. Ia adalah makhluk Allah Swt. yang memberi penerangan di malam hari, memberi harapan baru bagi masyarakat yang gelap pada zaman jahiliah.
Oleh khalifah Sayyidina Umar bin Khattab, momen bersejarah ini digunakan sebagai penanda tahun baru hijriah. Selain itu, nada islami menjadi pengiring sebuah zaman baru itu. Zaman keemasan yang dibangun dari Madinah Al Munawarrah meluas hingga daratan Eropa dan Afrika.

Nada Islami sebagai Sarana Mengobarkan Semangat Prajurit Islam

 


tentara Shalahuddin Al Ayubi

Beberapa dekade berikutnya, nada islami kembali dimunculkan, tetapi kali ini dalam bentuk selawat Nabi. Saat itu, panglima besar Islam Shalahuddin Al Ayyubi ingin mengobarkan semangat juang para prajurit Islam dalam memerangi pasukan Nasrani. Ia memerlukan sebuah sarana yang dapat menggambarkan figur pemersatu yang diimajinasikan bersama, yaitu Rasulullah saw.

Setelah itu, muncullah Syekh Jafar Al Barzanji bin Husin bin Abdul Karim. Ia seorang hakim di Madinah. Ia membuat rangkaian syair memukau yang dapat membangkitkan semangat juang prajurit Islam. Kita mengenalnya sebagai selawat Barzanji.
Yaa Nabi salam ‘alaika
Yaa Rasul salam ‘alaika
Ya habib salam ‘alaika
Shalawatullah ‘alaika
Dua nada islami di atas dapat dijadikan contoh bahwa dalam sejarah Islam, penyambutan dan upaya menggelorakan semangat juang sangat dekat dengan rangkaian syair yang dilantunkan dengan suara merdu dan khusyuk.

Tidak ada komentar